Shaun the Sheep on the Road
Kawan,
ada yang suka nonton kartun shaun the sheep? Pasti ada sebagian dari kita yang
suka. Atau malah banyak? Saya yakin kita yang sudah ga kanak-kanak ini (sok
dewasa dot com^_^)banyak yang suka. Terbukti, banyak penjual boneka Shaun the
sheep di sekitar kampus dan sebagian kita tertarik untuk membeli. Tapi, kawan-kawan, pernah lihat shaun the sheep di
depan mata ga? Saya pernah. Shaun the sheep yang ini ASLI.
Suatu ketika
saya sedang menyeberang jalan. Di depan saya, serombongan “shaun the sheep”
alias domba-domba putih, bergerombol memenuhi jalan raya. Mereka berlarian dan
sempat menggangu lalu lintas yang cukup ramai. Detik itu juga saya terpesona.
Saya tersenyum dan bayangan shaun the sheep yang menggemaskan itu menari-nari
di benak saya. Saya memang tak sempat meng”count the sheeps”, tapi saya yakin
jumlah mereka puluhan.
Tidak seperti
saya waktu kecil ketika melihat domba, kali ini saya tak takut atau jijik pada
domba-domba itu. Ini pasti efek kesukaan saya sama kartun “Shaun the sheep”
yang lagi booming itu. Saya tak lagi jijik atau takut pada domba-domba yang
sebenarnya biasa-biasa saja itu. Dulu saya jijik karena bulu gimbalnya dan bau
domba itu sendiri.
Kawan,
lantas, apa pentingnya saya ceritakan ini pada kalian? Tak lain karena saya
ingin berbagi sesuatu, dan semoga menginspirasi.
Dari apa yang
saya alami tersebut, saya sadar bahwa sesuatu, entah itu sebenarnya baik atau
buruk, bisa tampak menjadi sesuatu yang berkebalikan dengan sifat aslinya, jika
ada faktor luar yang mempengaruhi. Contohnya begini. Sebenarnya si A, salah
satu teman kita, berwatak sangat baik. Tapi, karena kita melihat orang lain,
entah itu si B, si C, atau si D, mengatakan atau menjustifikasi bahwa si A itu
berwatak jelek, maka kita akan menganggap bahwa si A itu jelek. Padahal
faktanya tidak demikian.
Begitu pula
yang terjadi dengan fakta umat Islam sekarang ini. Sebagian besar masyarakat
kita, atau bahkan kita sendiri, sering tidak pede dengan identitas keislaman
kita. Kita ga pede, kalo keliatan rajin shalat tepat waktu di kampus, karena
takut dicap sok alim. Kita ga pede pake jilbab agak gedean dikit, karena kuatir
dikira ekstrim. Kita ga berani menegur teman kita yang suka nggosip karena
kuatir dianggap ga gaul. Ini semua karena setiap hari kita digempur opini yang
menjelek-jelekkan islam atau minimal masyarakt kita digiring untuk menjadi
masyarakat yang loyal dengan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan Islam.
Lihatlah, betapa kita ini konsumtif dengan acara-acara semisal “KISS”, “HOT SHOT”,
“INSERT” dll. yang notabene adalah acara bertajuk ghibah yang dikemas
sedemikian cantiknya sehingga dalam waktu sehari, acara semisal ini bisa muncul
lebih dari 3 jenis di stasiun televisi yang berbeda-beda dan dinikmati oleh
berjuta pasang mata dari hampir segala usia. Acara-acara itu mengajarkan pada
masyarakat kita untuk suka mencampuri urusan orang lain, suka membuka aib orang
lain, dan cenderung melupakan sejumlah penderitaan yang dialami oleh
saudara-saudara kita yang sering kali mereka berada tidak jauh dari sekeliling
kita.
Kawan, betapa
orang-orang yang tidak menginginkan Islam berdiri tegak di muka bumi ini, telah
begitu lihai membuat Islam hancur bahkan oleh umat Islam itu sendiri. Mereka
tak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan biaya untuk membuat Islam tinggal
menjadi identitas saja. Mereka tak hendak membuat para muslim murtad dari
agamanya. Mereka hanya perlu membuat para muslim hidup mengikuti gaya hidup
mereka.
Mereka punya
life style yang menyimpang jauh dari syariat Islam. Lihatlah budaya pacaran,
free sex, drugs, di sekitar kita yang tiap hari diekspos, dipopulerkan melalui
film, iklan, bahkan pemberitaan di TV, Koran, majalah, atau internet. Melihat,
menikmati hal-hal semacam itu setiap hari, membuat masyarakat kita atau bahkan
kita sendiri manjadi semakin permisif atau bahkan terkadang ingin mengikuti
life style seperti itu yang mungkin kita nilai tidak terlau parah, tapi dari
sanalah keburukan2 besar bermula.
Kok jadi serius abis, ya. Hmm… yang pasti dari “Shaun the Sheep on the Road”
saya belajar untuk tidak serta merta mengagumi apa yang tersaji di televisi,
Koran atau internet, tidak dengan mudah permisif dengan hal-hal yang tidak
sesuai dengan agama Islam, dan tidak latah ikut-ikutan trend yang kadang tanpa
kita sadari malah menjatuhkan Islam. Bagaimana dengan kawan-kawan? Silakan
ambil aksi terbaik sehingga menghasilkan reaksi internal-eksternal terbaik
pula.
“Maka
janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka
dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar” (Q.S. Al-Furqan: 52)
Wallahu a’lam Bishawab
0 komentar:
Posting Komentar